Rahasia-Rahasia Yang Sederhana

Seperti yang disampaikan dibagian lain bahwa kartu Tarot memilik dua (2) komponen utama yaitu Arcana Mayor dan Arcana Minor. Pemahaman tentang Arcana Mayor adalah sebuah simbol yang diaktualisasikan pada bentuk gambar dimana merupakan keadaan yang tersembunyi yang tidak jauh dari kebenaran yang ada. Alasan ini dapat diketahui dari beberapa konsep yang muncul seperti gambaran-gambaran ditemukan pada Arcana Mayor yang memunculkan konsep-konsep pribadi seperti diperlihatkan adanya seorang Pendeta, para Pecinta, Kematian dan sebuah pola untuk berkembang pada kartu Dunia. Semua telah terkonsep luar biasa dengan fitur sehari-hari dari dunia dan pikiran bawah sadarnya, dan kelihatannya ingin menyatakan bahwa Tarot adalah suatu penemuan tentang konsep-konsep kemampuan bawah sadar yang mampu dieksploitir pada keadaan kehidupan saat ini

Hal ini juga dapat diperjelas dengan konsep konflik dalam kehidupan yang ditunjukkan pada the Sun atau Matahari ? Dan bagaimana mungkin kita menjelaskan kehadiran adanya suatu pola hidup apa adanya dalam Temperance atau Kesederhanaan ?, suatu konsep yang masih dilematis ketika manusia tidak bisa menerima takdirnya dalam Wheel of fortune atau Roda

Keberuntungan, dan sebuah konsep penyadaran bahwa apa yang pernah ditanamkan akan menuai hasilnya, hal ini tentu dalam kontek hukum Karma yang dijelaskan pada Judgment atau Pengadilan Akhir dan seterusnya. Gambaran-gambaran ini menunjuk suatu sirklus yang komplek dari apa yang ada dalam diri manusia akan tercermin pada tiap-tiap kartu bergambar. Dengan demikian Tarot bisa dengan mudah menjadi suatu sistem memori bergambar yang memiliki daya khayal tingkat tinggi, mampu menemukan secercah harapan disaat manusia dirudung masalah serta mampu digunakan sebagai suatu fokus untuk perenungan.

Bila Teori-teori Arcana Mayor mencakup khayalan, imajinasi dan intrepetasi menarik yang dituangkan ke dalam pembahasan logika, maka dalam beberapa hal, itu tidak menjadi soal ketika gambaran-gambaran itu muncul dan disampaikan kepada klien, mulai dari tahapan yang sederhana sampai pada tingkatan yang paling dalam dibawah alam sadarnya. Dan tidak bisa dibantah mereka (klien) dituntut untuk memahami karakter dan sifat-sifat dasarnya. Inilah alasannya mengapa gambaran-gambaran dikartu dapat mempengaruhi keadaan orang lain dalam hubungan interaksi. Dan untuk selanjutnya pada level tertentu, setiap orang pasti akan mengenali kuasa Tuhan, karna hanya dengan Nya, semuanya akan berakhir pada babak dimana kartu Arcana Mayor menutup permainan kartu Tarot.

Mereka yang mengenal Tarot khususnya pada Arcana Mayor dalam pikiran terbuka, cepat atau lambat menghadapi tingkatan spiritual yang sempurna. Kehadiran Arcana Mayor dalam sekilas dapat mengetahui tujuan, perjalanan serta sikap ke masa depan dalam tingkatan rasional dan tentunya hal ini tidak dapat di samakan dalam persepsi sebuah takdir dan nasib.

Melalui kartu Tarot, terutama di Arcana Mayor, anda dapat mengalami sepintas ketika memandang desain atau gambarnya dapat memberikan keyakinan bahwa ada ’sesuatu’ di balik satu rangkaian kejadian. Dan anda akan memvisualisasikan dalam kehidupan diri sendiri maupun orang lain.

Sementara pada Arcana Minor berisi berbagai misteri-misteri yang ada pada setiap sifat dan kondisi manusia itu sendiri. Pada tampilan pertama terlihat jelas menyerupai seperti kartu remi dari kebanyakan orang pakai. Yang dibagi menjadi empat jenis kartu yaitu: Wand atau Tongkat yang dikenal juga sebagai Staves atau Batons; Pentacles juga dikenal sebagai Koin; Sword atau Pedang dan Cups atau mangkok atau Piala. Masing-masing kartu terdiri dari kartu-kartu yang di angkai, dari AS (1) sampai sepuluh (10), dan empat kartu bergambar pengadilan atau kartu kerajaan.

Kartu ini dengan mudah dapat dihubungkan dengan kartu remi biasa seperti: Wand (tongkat) berpasangan dengan Clubs; Pentacles (koin) dengan Diamonds; Hati dengan Cups (piala) dan Spades dengan Swords (pedang). Sungguh, hal ini adalah nama sebuah “permainan” kartu-kartu telah diciptakan untuk memperjelas perbedaan antara kartu-kartu ini dengan setiap kemisteriusan di Arcana minor dan mayor

Pemahaman dari arti lambang/simbol dari masing-masing kartu Arcana Minor juga muncul di tempat-tempat lain, baik serupa dongeng-dongeng, mitos maupun legenda-legenda. Seperi di Irlandia, dari dongeng “orang-orang dewi Dana” (Tuatha De Danann) berbicara tentang empat harta benda gaib, suatu ketel besar, tombak, batu dan pedang. Simbol yang serupa juga ditemukan pada masa penyebaran agama Hindu, seperti adanya: cangkir; piala, tongkat kerajaan, cincin dan pedang. Dari cerita diatas barangkali mata rantai yang paling menimbulkan adanya mitos adalah cerita dari Yunani dengan adanya dewi Keadilan yang mencakup simbol adanya cangkir, piala, tongkat dari buah apel, kayu, kemudi dan pedang.

Dari simbol-simbol seperti itu dapat pula dihubungkan dengan empat unsur-unsur dunia yaitu; api, bumi, udara dan air. Yang pada gilirannya, wujud ini berasal dari dunia barat dengan pemahaman dasar-dasar astrologi, yang digolongkan pada dua belas tanda dari Zodiak ke dalam empat kelompok yang lebih besar.

Arcana Minor mengandung konsep-konsep kehidupan yang universal dan akan dipelajari sedetil mungkin. Arcana Minor terdiri dari 56 kartu yang dihubungkan dengan keadaan sehari-hari; pikiran, kejadian dan perasaan orang-orang yang berperan dalam kehidupan kita. Sesungguhnya Arcana Minor tidak seberapa penting dibanding Arcana Mayor, hanya lebih mudah untuk dipahami tentang kejadian, keadaan, konflik dan hasil akhir dari hubungan sebab akibat, dan akan dibahas pada bab berikutnya.


dikutip dari buku THE REAL ART OF TAROT

Psikologi Dan Tarot

Penafsiran Tarot modern banyak dipengaruhi oleh dorongan pikiran alam bawah sadar seseorang. Adalah psikolog Jungian. Carl Gustav Jung, (1875-1961) seorang murid dari Sigmund Freud, sebagai tokoh peletak ilmu-ilmu psikologi, mencoba untuk memisahkan diri dari sistem Freud psikoanalisa untuk menetapkan suatu sistem secara simbolis dari sirklus kehidupan berdasarkan naluri klien.

Di dalam memori bawah sadar, mimpi dan halunisasi diungkapkan bahwa, yang tak sadar pada diri kita adalah sebuah misteri; ia adalah fondasi bagi apa yang disebut dengan masa lampau dan dorongan sikap. Teori-teori Jung bersifat kompleks. Yang melihat jiwa manusia dalam tiga bagian yaitu: sadar, pribadi yang tak sadar, dan yang tak sadar secara kolektif. Sebagai contoh bahwa perjalanan manusia dapat dilihat sejak dongeng-dongeng, hikayat dan legenda-legenda; Dan ini dapat diperlihatkan pada bentuk gambar-gambar di kartu Tarot. Seperti ibu yang baik (sang Ratu / the Empress); ayah yang otoriter (sang Raja / the Emperor); kebijaksanaan (sang Petapa / the Hermit), dll adalah yang digambarkan pada Tarot.

Gambar-gambar yang ada berdasarkan sirklus manusia mampu membentuk suatu pola yang penuh arti yang berhubungan dengan situasi atau berbagai kesulitan. Seperti hubungan sebab akibat, pengetahuan alasan-alasan dasar, ketakutan-ketakutan dan keinginan-keinginan yang dapat mencetak setiap tujuan dan tindakan

Semuanya tercermin pada Arcana Mayor seperti menggambarkan konsep-konsep spiritual Ahli Tafsir Agama atau the Hierophant., Pesulap atau the Magician , si Dungu atau the Fool dan para Pecinta atau the Lover. Semua telah terkonsep dengan fitur sehari-hari dari dunia dan pikiran manusia untuk menyatakan bahwa Tarot adalah suatu pangentahjawahan dari tatanan pikiran manusia

Tetapi bagaimana klien memahami kondisi sekitar yang ditunjukkan pada Bulan / the Moon? Dan bagaimana mungkin kita menjelaskan kehadiran ketuhanan dengan adanya Pendeta Wanita atau the High Priestess, atau sikap jungkir balik dan pengorbanan dari Laki-laki Tergantung / the Hanged Man yang tetap dengan jelas tersenyum dalam keadaan hidup dan tergantung ? Gambaran-gambaran ini menunjuk suatu pola yang berdasarkan naluri mampu memilah atau mengkotakkan setiap masalah manusia.

Kartu-kartu Tarot tidak seharusnya dihormati sebagai suatu metode yang sederhana untuk meramal masa depan. Karna Tarot lebih dapat dimanfaatkan sebagai sebuah metode konseling untuk mencari akar masalah dan mencari jalan keluar ketika seseorang dirudung beban hidup yang berat. Dan Tarot dapat pula digunakan untuk meneliti permasalahan, memperjelas proses pengambilan keputusan, atau bahkan membantu untuk memahami diri sendiri. Tarot dapat merangsang intuisi, dan membantu pikiran itu untuk meloloskan diri dari situasi yang membelengu dan melepaskan pada dunia kebebasan.

dikutip dari buku THE REAL ART OF TAROT

TAROT DULU dan SEKARANG



Masyarakat Indonesia saat ini telah banyak mengenal permainan kartu Tarot yang sesungguhnya memang bukan berasal dari dari budaya kita. Ada yang menjadikan kartu Tarot sebagai media meramal ke masa yang akan datang, ada yang menjadikan kartu Tarot sebagai media membaca apa yang sedang dipikirkan klien saat ini, ada pula yang menjadikan kartu Tarot sebagai media konsultasi untuk mengurai alur cerita klien dengan gambar-gambar yang hampir mirip dengan keadaan manusia secara umum, atau banyak pula yang menjadikan kartu Tarot hanya sebagai souvenir barang seni karna memiliki gambar-gambar etnik yang estetik dari seluruh kebudayan dan kepercayaan dipenjuru dunia.
Apapun apresiasi masyarakat kita terhadap permainan kartu Tarot, yang jelas Tarot telah mendapatkan posisi tersendiri bagi sebagian masyarakat Indonesia karna memiliki nuansa-nuansa spiritual, ekplorasi bawah sadar dan banyak membantu mengungkap peristiwa-peristiwa yang sesungguhnya kita sudah tau, dan hal inilah diuraikan pada setiap tebaran kartu Tarot.
Dari mana sebenarnya permainan kartu Tarot berasal ? Sampai saat ini tidak ada satu sumber yang pasti sejak kapan, dimana dan latar belakang apa, kartu Tarot mulai diperkenalkan. Ada sebagian orang yang mengatakan bahwa kartu Tarot dikembangkan oleh masyarakat bangsa Gypsy yang membawanya pulang ke daratan Eropa setelah perang Salib. Atau bahwa kartu Tarot berasal dari India yang semula bernama Kabala yaitu susunan gambar yang diatur menyerupai permainan catur dimana sang penanya hanya menunjuk dengan mata tertutup bagian-bagian gambar tertentu untuk mengetahui apa yang akan terjadi dimasa depan dengan mentranformasikan kekuatan mistik dan sihir
Namun ada teori lain bahwa asal muasal kartu Tarot berasal dari Mesir. Adalah Court de Gebelin yang mengembangkan teori bahwa Tarot dapat diidentikkan dengan Kitab Toth. Toth adalah dewa ilmu pengetahuan Mesir kuno. Pada abad ke 19 karya-karya Court de Gebelin oleh Alphonse Louis Constant, seorang warga Perancis mengembangkan sebuah sistem untuk menafsirkan kartu Tarot tersebut. Salah satunya yang terkenal adalah jenis kartu Rider Waite yang dipakai sebagai acuan pokok dalam reverensi dibuku ini.
Tetapi menurut catatan sejarah dan informasi dari Padepokan Tarot Indonesia, umur ramalan dengan kartu Tarot sudah lahir semenjak masa Nabi Musa as, yang dikenal secara lisan dan berkembang di lingkungan bangsa Ibrani yang kemudian berproses dalam kurun waktu sangat panjang dan dikenal sebagai ilmu Qaballa. Pada permulaan abad ke-12 sampai dengan abad ke-15 ilmu ramal ini berkembang pesat di daratan Eropa sampai pada abad pencerahan yang memisahkan ilmu agama dan ilmu pengetahuan. Tidak heran bila ilmu ramal meramal pernah menjadi pertentangan yang sengit yang menganggap ilmu ramal meramal tersebut terkait dengan ajaran yang tidak rasional.
Namun, bagi kaum yang arif, ilmu ini menjadi menarik untuk dikaji lebih profesional, sebagaimana pekerjaan ilmuwan fisika yang menemukan pengetahuan alam semesta atau materi atom. Para penemu bahasa simbol kartu ramal Tarot pun berpendapat bahwa di balik perlambang kartu ada suatu ‘energi’ tak tampak, yang sampai hari ini masih tetap me¬ngundang minat orang untuk menambang misteri di balik semua lambang gambar tersebut. Ketujuh puluh delapan (78) lambang kartu Tarot merupakan lambang perjalanan bintang yang erat kaitannya dengan siklus kehidupan manusia itu sendiri.
Seni Tarot memang telah berkembang sejak beberapa abad yang lalu, ia banyak dihubungkan dengan berbagai budaya dan kepercayaan masing-masing daerah. Sebuah akultulasi dari nilai-nilai kepercayaan, sihir dan mistik, kartu Tarot mampu menjembatani sebagai sebuah konsep peramalan terhadap segala sesuatu dimasa sekarang dan yang akan datang.
Namun pada perkembangannya hal-hal tersebut diatas akan menjadi tergeser seiring dengan kemampuan pikiran bawah sadar seseorang, dimana kemampuannya dapat mengexplorasi terhadap sesuatu yang dipikirkan, dirasakan dan dialami oleh setiap manusia. Sehingga kini Tarot menjadi sebuah seni wacana dan menjadi komoditas logis sebagian masyarakat sebagai upaya bagi manusia dari beragam keyakinannya untuk mendapatkan jawaban logis yang dapat dipahami saat tersandung masalah.
Di kalangan para pebisnis di Amerika telah mengakui keberadaan mengekpolasi bawah sadar dengan Tarot dan merasa perlu mengembangkan seni ini sebagai bagian usaha industri yang dapat mengungkap sebuah misteri yang tersembunyi dari hubungan sebab

akibat. Pengakuan itu tampak antara lain dengan banyaknya pe¬nerbit dan percetakan di Amerika Serikat dan Eropa berlomba mengeluarkan kartu-kartu Tarot yang menampilkan per¬kembangan ragam disain kartu-kartu yang cantik, mewah, dan memukau. Umumnya berlatar belakang cerita legenda dan kehidupan falsafah setiap bangsa yang lingkarannya berkisar pada siklus kehidupan anak manusia itu sendiri dan hampir dua ratus tahun terakhir, jenis kartu Tarot berkembang pesat.
Sedangkan seni Tarot di Indonesia, masih berkisar pada kalangan tertentu dan terbatas karena adanya sikap malu-malu atau menganggapnya tidak ilmiah. Seni Wacana Tarot masih berkisar urusan ramal-meramal tanpa melihat lebih jauh lagi bahwa sesungguhnya Seni Wacana Tarot mampu merangsang pemikiran tentang pola kehidupan saat ini dan menggairahkan mereka yang mencari wawasan untuk memahami apa yang ada diatas fakta.
Untuk itulah sebagai upaya untuk mengembangkan dan memberikan apresiasi terhadap perkembangan Tarot khususnya di Indonesia, maka diupayakan untuk dibuatkan sebuah tumpukan kartu Tarot dengan bagian-bagian anatomi yang disesuaikan dengan kultur bangsa Indonesia. Diurai, dijabarkan dan diintrepetasikan dengan sederhana dari jenis kartu Rider Waite. Pembuatan kartu Tarot Indonesia hanya mengganti unsur busana yang ada di kartu jenis Rider Waite menjadi busana-busana Nusantara tanpa harus merubah pemahaman dasar dari interpretasi kartu yang telah baku diseluruh dunia. Diharapkan agar dapat mempermudah siapa saja yang ingin mempelajari kartu Tarot versi Nusantara.

dikutip dari buku THE REAL ART of TAROT karya Hisyam A Fachri trebitan GAGAS Media Jakarta

buku THE REAL ART of TAROT (kata pengantar)

Selama ini banyak orang yang menganggap bahwa seni wacana Tarot identik dengan proses ramal meramal seseorang. Banyak orang yang ingin berkonsultasi atas kegundahan dalam hidupnya melalui media kartu ini. Banyak pula orang yang ingin mendapatkan penjelasan mengenai permasalahan yang dihadapinya serta mendapatkan jawaban atas apa yang seharusnya dilakukannya melalui media kartu ini.

Dan tidak sedikit orang yang sekedar ingin mengetahui masa depannya melalui media kartu ini. Sebenarnya tidak salah orang – orang mempunyai anggapan seperti itu, karena memang ada sebagian praktisi Tarot yang menggabungkan dengan teknik menerawang atau cenayang, bahkan melihat gambaran masa depannya dengan mata batinnya dalam menerjemahkan tebaran kartu Tarot. Namun, dari sekian banyak praktisi Tarot, tidak sedikit yang mempraktekkan seni wacana Tarot dengan mengacu pada pakem – pakem Tarot yang ada, tanpa melibatkan teknik menerawang atau cenayang. Sehingga seni wacana Tarot inilah yang selama banyak dipelajari banyak orang. Karena memang seni wacana Tarot dapat dipelajari oleh siapa saja (tanpa bakat khusus, tetapi berkaitan dengan indera keenam manusia atau intuisi). Dan inilah yang akan dikupas dalam buku ini.
Banyak praktisi atau pembelajar Tarot yang menganggap ada sebuah ’energi’ lain yang menggerakkan terbukanya kartu Tarot sehingga (secara kebetulan) dapat mengungkap keadaan dan permasalahan yang sedang dihadapi oleh klien. Banyak orang menganggap hal tersebut sebagai hal yang bersifat magic, klenik, supranatural bahkan mistik. Namun betulkah demikian ?
Saya mempercayai bahwa tidak ada hal yang magic dalam permainan ini. Semuanya telah diatur dalam hukum sebab akibat yang memang bekerja pada siapapun. Kalau seandainya hal tersebut bersifat magic atau mistik, pastinya kebetulan – kebetulan tersebut tidak terjadi secara berkali kali. Siapapun klien yang membuka atau siapapun praktisi Tarot yang melakukannya, kartu Tarot yang terbuka senantiasa sejalan dengan kondisi klien saat itu. Dari hal tersebut, apakah bisa dikatakan terbukanya kartu Tarot terjadi secara kebetulan atau terjadi secara magic atau mistik?

Dari pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki, karena kebetulan saya juga berkecimpung di dunia hypnosis dan psikologi, maka saya dapat menyimpulkan beberapa fenomena – fenomena tersebut sebagai sebuah proses komunikasi dengan pikiran bawah sadar (subconscious) manusia. Sama halnya dalam dunia psikologi yang mengenal test proyektif, saya meyakini apapun yang terlahir dari apa yang dikatakan, diperbuat dan yang dipikirkan, semuanya merupakan proyeksi atas gambaran diri manusia.
Banyak ahli psikologi klasik yang mengatakan bahwa pikiran manusia terbentuk pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. Pikiran manusia ibarat gunung es, dengan sedikit bagian puncak gunung tersembul diatas perairan, dan sebagian besar dasar gunung es berada di bawah perairan. Dari hal tersebut disimpulkan bahwa sikap perilaku manusia 88% dipengaruhi oleh pikiran bawah sadarnya dari pada pikiran sadarnya. Pikiran sadar berkaitan dengan fungsi rasionalitas manusia, yaitu untuk mengidentifikasi info, membandingkan, menganalisis dan memutuskan tentang sesuatu hal. Sedangkan dalam pikiran bawah sadar manusia tersimpan keyakinan, nilai, persepsi, kebiasaan, emosi, kepribadian, intuisi, kreatifitas, dan semua memori yang terekam sepanjang hidup manusia.

Tahukah anda, bahwa sikap dan perilaku kita senantiasa secara otomatis digerakkan oleh pikiran bawah sadar kita, kecuali kita ingin merubahnya dengan kesadaran kita. Dari kita bangun sampai tidur, pola hidup dan aktifitas kita sudah terotomatisasi berjalan seperti biasanya. Begitu pula cara kita berpikir, cara kita merasa, cara kita merespon sesuatu, itu semua telah terotomatisasi oleh pikiran bawah sadar yang memuat kebiasaan kita, nilai dan keyakinan kita, kepribadian kita, atau bahkan dipengaruhi oleh emosi dan memori yang telah terekam sebelumnya. Sehingga pikiran bawah sadarlah yang mempengaruhi sikap dan perilaku kita.
Dengan media kartu Tarot, kita dapat menggali pikiran bawah sadar manusia yang memang mengungkap aspek – aspek kepribadian tersebut pada manusia. Saya percaya bahwa apa yang tersimpan dalam pikiran bawah sadar manusia ibarat blue print atau software/ program yang menjalankan segala aktifitas kehidupan manusia. Sehingga dari blue print itulah menghasilkan output tertentu, karena hukum sebab akibat yang berjalan. Sama halnya program kebiasaan merokok, akan berakibat pada output buruknya kesehatan manusia. Sama halnya program malas dan minder akan berakibat pada output buruknya masa depan manusia. Namun apa yang terjadi dengan kompleksitas banyaknya program yang berjalan pada manusia, juga akan berakibat pada output tertentu pada seseorang secara unik.


Begitu juga media kartu Tarot, dapat mengungkap sisi – sisi kehidupan manusia baik keadaan sebelumnya maupun keadaan yang sedang dialami klien. Namun kenapa, kartu Tarot sering identik dengan meramal masa depan manusia ?. Bagi saya hal tersebut bukanlah meramal, namun gambaran masa depan yang ditunjukkan oleh kartu Tarot merupakan hasil hubungan sebab akibat dari keadaan yang telah terjadi sebelumnya dan keadaan yang sedang dialaminya sekarang. Sama halnya, ketika para ahli meteorologi melakukan prakiraan cuaca berdasar apa yang terjadi sekarang dan sebelumnya. Oleh karena itu, kartu Tarot perlu memberitahu kepada klien tentang akibat yang akan terjadi ketika sebab – sebab memang telah terungkap. Sehingga klien dapat mengantisipasi langkah apa yang sebaiknya ia lakukan untuk kebaikan masa depannya. Karena memang masa depan yang diungkap dalam kartu Tarot bukanlah ramalan yang pasti terjadi, namun dengan kesadaran dan antisipasi yang dilakukan klien maka ia dapat meraih masa depan yang lebih baik bagi dirinya. Namun apabila klien tidak memiliki kesadaran dan tindakan, hal yang wajar gambaran masa depan klien yang ditunjukkan kartu Tarot akan benar – benar terjadi.

Namun, mengapa terbukanya kartu Tarot dapat secara kebetulan sama seperti yang dialami oleh klien. Sebenarnya hal tersebut merupakan hal yang alamiah dilakukan oleh pikiran bawah sadar. Sama halnya pikiran bawah sadar yang menggerakkan perilaku seseorang menjadi grogi dihadapan banyak orang, sama halnya pikiran bawah sadar yang menuangkan dalam tulisan dan gambar sehingga muncul ilmu grafologi, sama halnya dengan seseorang yang bercerita dari stimulus (melanjutkan kalimat atau gambar) sehingga memunculkan alat test psikologi SCCT, Rorschach, TAT – CAT dan lain sebagainya. Semuanya itu karena apa yang dilahirkan dari apa yang dipikirkan, dirasakan, diucapkan dan dilakukan seseorang merupakan proyeksi dari keadaan dan kepribadian seseorang.

Fenomena tersebut, sama seperti ketika seseorang yang sedang gundah kemudian membuka (secara asal) kitab suci, seperti Al Qur’an atau Injil atau buku apapun yang ternyata setelah dibaca, berkenaan dengan apa yang sedang dialaminya. Dan hal tersebut dapat terjadi kapan saja, sepanjang klien memang meyakininya dan dapat mengkorelasikan dengan apa yang dialaminya. Bisa jadi fenomena tersebut sama dengan budaya – budaya jaman dulu yang menggunakan berbagai simbol yang ditemui seseorang sebagai proyeksi atas apa yang terjadi pada dirinya. Tidak ada yang magic, Tidak ada yang mistik, Tidak ada yang kebetulan.

Siapapun anda dan bagaimanapun anda dapat mempelajari dan menggunakan kartu Tarot ini untuk lebih dapat mengungkap hal – hal yang mungkin lalai dalam pikiran sadar anda, diurai dan dijabarkan sangat sederhana agar anda mendapatkan gambaran dasar akan seni wacana Tarot itu sendiri. Lagi pula wacana Tarot ini adalah sebuah seni yang mengexspolasi pikiran bawah sadar manusia, jadi sah-sah saja ketika para praktisi mempelajarinya dan menemukan gayanya masing-masing. (dikutip dari buku The Real Art of Tarot karangan Hisyam A Fachri - terbitan Gagas Media )

Berita Suara Merdeka

Tarot, Meramal lewat Suasana Hati

RAMALAN masa depan baik tentang karir, jodoh, maupun rezeki ternyata banyak diminati. Tak heran, setiap kali ada peramal yang membuka praktik dalam suatu kegiatan selalu diserbu pegunjung.

Tarot adalah salah satu ilmu meramal yang kini banyak diminati karena lebih menekankan pada unsur psikologi seseorang, bukan dengan ilmu magic. Media yang digunakan adalah kartu-kartu sejenis remi, berisikan simbol-simbol, disusun menurut umur. "Dengan imajinasi, interpretasi, dan asosiasi ide-ide, tarot bisa merangsang pikiran kita tentang pola kehidupan saat ini dan mendatang," ungkap pakar tarot Indonesia, Drs Hisyam A Fachri CHt.

Dijelaskannya, tarot tidak hanya ramalan, tapi lebih menekankan pada suasana hati. Maka, meramal masa depan dengan tarot adalah berdasar pikiran yang ada saat seseorang diramal. Karena berstandar internasional, maka beberapa versi pun banyak dikenal di kalangan pemain tarot. Di antaranya tarot Belanda, Mesir, Amerika Latin, dan juga Indonesia yang lebih dikenal sebagai tarot wayang.

Tarot berasal dari bahasa Mesir yang bermakna kartu jalan. Dulu, tarot sering dimainkan oleh orang-orang Gypsi. "Dengan tarot kita bisa mengetahui apa yang dirasakan tanpa harus mengucap," tutur Hisyam di sela-sela pameran Semarang Expo di Lawang Sewu.

Menurut Ketua Asosiasi Hipnosis dan Hipnoterapi Indonesia itu, tarot lebih memberikan apresiasi pada segi psikologi dan bukan praktik perdukunan. "Tarot itu ilmu logika, sains, dan bisa dimainkan oleh siapa pun karena dalam permainannya menggunakan otak kiri atau bawah sadar seseorang," tuturnya.

Selain masyarakat Semarang, tidak sedikit warga dari luar kota seperti Solo dan Yogyakarta yang mengunjungi stan tersebut. Apalagi, selama pameran berlangsung, Hisyam mematok tarif yang cukup murah yakni Rp 100.000 untuk sekali peramalan.

Diki (28), salah seorang yang diramal mengaku puas. Warga Solo itu mengaku selama ini tidak pernah percaya dengan ramalan. Namun dirinya merasa yakin dengan apa yang disampaikan Hisyam melalui kartu tarotnya. "Apa yang disampaikan Pak Hisyam semuanya betul, saya sedang menghadapi masalah dengan keluarga dan kantor. Tak hanya tahu permasalahan, tapi dia juga memberikan solusi-solusi," tuturnya. (Saptono Joko S-62)

Berita Radar Jogja

Eksplorasi Membaca Pikiran Bawah Sadar
Dalami Tarot, Bantu Pasien yang Malu-Malu


Berawal dari kendala yang sering dihadapi sebagai seorang konsultan psikologi, Hisyam A. Fachri berniat mempelajari ilmu Tarot sebagai pendukung ilmu psikologi yang dimilikinya. Banyaknya pasien konsultasi yang malu dan sulit bercerita secara terbuka mengenai persoalannya, ia memilih Tarot sebagai alat yang dapat membantu membaca alam pikiran bawah sadar pasiennya.

ANNISA ANDRIANI, Jogja

Tarot bukan sekadar seni ramal meramal nasib, tetapi lebih kepada seni membaca pikiran alam bawah sadar manusia. Seni membaca Tarot berkembang sejak abad-12 di daratan Eropa. Ilmu ini memisahkan ilmu agama dan ilmu pengetahuan, sehingga ilmu ini pernah mendapat pertentangan karena ilmu ini dianggap sebagai ajaran yang tidak rasional.

Menurut informasi dari Antologi Tarot Padepokan Masyarakat Tarot Indonesia menyebutkan, seni wacana Tarot sudah ada sejak zaman Nabi Musa AS yang dikenal secara lisan dan berkembang di lingkungan bangsa Ibrani. Ilmu ini kemudian berproses dalam kurun waktu yang sangat panjang dan dikenal sebagai Ilmu Qaballa.

Menurut Hisyam, seni Tarot di Indonesia masih berkisar pada Tarot yang bersifat ramalan dan membuktikan sesuatu. "Di sini Tarot yang digunakan untuk membaca alam pikiran bawah sadar masih sangat sedikit, dan ini adalah bagian dari ilmu psikologi" tuturnya kepada Radar Jogja ketika ditemui di stan ramal Jogja Food Festival 2008, Benteng Vredeburg, kemarin.

Hisyam menjelaskan, setiap kartu yang diambil oleh seseorang bisa bercerita. ''Ketika orang memilih sebuah kartu, dia sadar tetapi tidak tahu kenapa memilih kartu yang itu, bukan yang lain. Inilah yang disebut pikiran bawah sadarnya yang kita sebut intuisi," katanya.

Dari beberapa kartu yang diambil itu, lanjutnya, bisa dibaca keadaan yang sedang terjadi dengan orang tersebut melalui gambar-gambar yang ditunjukkan kartu. ''Gambaran keadaan seseorang bisa terbaca ketika satu kartu bertemu dengan kartu.

Jika sudah begitu, pembaca kartu Tarot bisa melihat dan menerjemahkan suasana hati orang yang mengambil kartu tersebut. Dengan begitu, pekerjaan sebagai konsultan psikolog yang ditekuninya sejak tahun 1987 sangat terbantu oleh keahliannya membaca kartu Tarot. "Pasien yang tidak mau bicara mengenai masalahnya bisa saya ketahui setelah ia mengambil kartu Tarot dengan pikiran bawah sadarnya," papar direktur Jasa Psikologi Indonesia (JASPI) ini.

Hisyam mempelajari Tarot dari tahun 1987 di Kuala Lumpur saat dirinya belajar ilmu psikologi di Unive
rsitas Islam Internasional Malaysia. Ia menegaskan ilmu membaca Tarot merupakan bagian dari ilmu psikologi. ''Kita tidak membaca apa yang akan terjadi, melainkan membaca gambaran yang sedang terjadi. Jadi kita tidak melampaui takdir Tuhan," ungkap lelaki yang telah mendapat penghargaan MURI tahun 2007 dengan bermain Tarot terlama selama 12 jam 15 menit itu.

Mengenai anggapan sebagian orang yang menyebutkan bahwa Tarot dinilai sebagai perbuatan musrik, Hisyam menyerahkan sepenuhnya opini tersebut kepada masing-masing individu. ''Masalah keyakinan itu sangat personal. Jadi ya terserah mereka mau menganggap bagaimana, yang jelas kita tidak mendahului takdir," jelasnya.

Bagi Hisyam dan teman-temannya sesama pembaca Tarot, Tarot adalah secercah harapan. Bangsa Mesir menyebutnya sebagai jalan hidup bangsawan, bahasa Sanskrit menyebutnya roda hidup, bahasa Arab menyebutnya sebagai Turuq atau empat jalan, sedangkan dalam Islam lebih
dikenal dengan tarekat.

Maka tak heran jika dalam salah satu ujian akhir seorang penganut suatu paguyuban tarekat Islam menggunakan pengetahuan Tarot sebagai batu uji pendalaman tingkat karomahnya (tingkat pencerahnya).

Menurut Hisyam, Tarot sebagai alat mediator mampu mengungkap secercah rahasia di luar ruang dan waktu.. "Seni Tarot seperti menggunakan kunci untuk membuka pintu suasana hati dan tidak
menggunakan unsur kegaiban," katanya.

Tarot, lanjut dia, adalah suatu bentuk konseling, bukan tindakan. Dikatakan, tarot juga bukan sarana menolak atau memusuhi keadaan yang tidak disukai, melainkan dipandu untuk menciptakan keselarasan dengan kondisi apapun tanpa harus menipu diri sendiri. Tarot juga merupakan sarana pelatihan sekaligus pengawasan guna mewaspadai hidup agar tetap teguh dan berani menghadapinya.

Kartu tarot yang memiliki lebih dari 200 jenis dari berbagai negara ini juga bisa digunakan sebagai petunjuk seseorang dalam memilih sesuatu dalam segala aspek yang melingkupi kehidupannya. Membantu seseorang menentukan jalan karir, asmara, atau segala pilihan hidup lain sesuai p
otensi dan karakternya. "Itu bisa dilihat dari kartu yang diambilnya tadi."

Mengenai jenis Tarot, dari kualifikasinya terdapat tiga jenis. Untuk Tarot standar biasanya bergambar anatomi lengkap dengan alat-alat yang menyertainya. Misal gambar buah hati yang bisa langsung diketahui bahwa itu lambang cinta.

Sedangkan pada kualifikasi anvance, gambar yang ditampilkan berupa simbol-simbol dan hanya bisa dibaca oleh pembaca Tarot. Sedangkan tahap master, yang dibaca adalah aura. "Ini yang paling sulit karena sangat sedikit orang yang memiliki kemampuan membaca aura," tambah Hisyam.

Meski demikian, Hisyam menggunakan kemampuan membaca Tarot murni untuk membantu pasien-pasiennya yang membutuhkan solusi mengenai masalah yang dihadapi. "Tarot sangat membantu ilmu psikologi yang saya miliki. Dengan begitu, pekerjaan sebagai konsultan psikolog bisa dijalankan dengan lebih mendalam dan maksimal." ***



Berita Kompas

Pameran Pesona Semarang

Mozaik Lawang Sewu Pecahkan Rekor Muri

SEMARANG, KOMPAS - Mozaik Lawang Sewu yang terbuat dari sekitar 32.000 prangko, Minggu (3/6), mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia atau Muri. Mozaik ini telah menumbangkan rekor mozaik Ratu Elisabeth yang pernah dibuat warga Surabaya dari 12.000 prangko. Penempelan prangko di atas sebidang kanvas berukuran 2x3 meter itu dilakukan secara bertahap mulai 23 Mei hingga 3 Juni 2007.

Penempelan prangko dilaksanakan di beberapa tempat, yaitu di Kantor Pos Kota Semarang, Klub Merby, dan Museum Mandala Bhakti. Para siswa dan sejumlah perwakilan masyarakat mendapat kesempatan untuk menempelkan prangko-prangko itu. Masing-masing orang hanya menempelkan 4-5 prangko. Penempelan prangko terakhir pada lukisan karya pelatih lukis Klub Merby Eduard Chirs Yonata ini dilakukan oleh Wakil Wali Kota Machfudz Ali.

Ketua Panitia Pameran Pesona Semarang sekaligus Kepala Kantor Pos Semarang Djoko Suhartanto mengatakan, pemecahan rekor Muri ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi warga Kota Semarang. Bangunan bersejarah dan cagar budaya yang menjadi salah satu kekhasan Kota Semarang bisa diabadikan dalam mozaik prangko sekaligus tercatat dalam Muri.

"Mozaik itu menjadi salah satu pesona atau daya tarik pengunjung Pameran Pesona Semarang. Selama lima hari pameran, jumlah pengunjung yang datang sekitar 25.000 orang dan 35 persen di antaranya adalah pelajar," kata dia.

Selain mozaik Lawang Sewu, pakar tarot Indonesia Hisyam A Fachri juga memecahkan rekor Muri. Ia bermain tarot selama 12 jam 15 menit dengan jumlah pengunjung 61 orang. Pemecahan rekor ini dilakukan pada Rabu kemarin. Selama ini, kemampuan pakar tarot melakukan permainan ini tidak lebih dari tiga jam.

Sehari sebelumnya, teater Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang Psimewah turut meramaikan Pameran Pesona Semarang. Psimewah menampilkan parodi yang mengusung tema sejarah Kota Semarang. (AB4)