Berita Radar Jogja

Eksplorasi Membaca Pikiran Bawah Sadar
Dalami Tarot, Bantu Pasien yang Malu-Malu


Berawal dari kendala yang sering dihadapi sebagai seorang konsultan psikologi, Hisyam A. Fachri berniat mempelajari ilmu Tarot sebagai pendukung ilmu psikologi yang dimilikinya. Banyaknya pasien konsultasi yang malu dan sulit bercerita secara terbuka mengenai persoalannya, ia memilih Tarot sebagai alat yang dapat membantu membaca alam pikiran bawah sadar pasiennya.

ANNISA ANDRIANI, Jogja

Tarot bukan sekadar seni ramal meramal nasib, tetapi lebih kepada seni membaca pikiran alam bawah sadar manusia. Seni membaca Tarot berkembang sejak abad-12 di daratan Eropa. Ilmu ini memisahkan ilmu agama dan ilmu pengetahuan, sehingga ilmu ini pernah mendapat pertentangan karena ilmu ini dianggap sebagai ajaran yang tidak rasional.

Menurut informasi dari Antologi Tarot Padepokan Masyarakat Tarot Indonesia menyebutkan, seni wacana Tarot sudah ada sejak zaman Nabi Musa AS yang dikenal secara lisan dan berkembang di lingkungan bangsa Ibrani. Ilmu ini kemudian berproses dalam kurun waktu yang sangat panjang dan dikenal sebagai Ilmu Qaballa.

Menurut Hisyam, seni Tarot di Indonesia masih berkisar pada Tarot yang bersifat ramalan dan membuktikan sesuatu. "Di sini Tarot yang digunakan untuk membaca alam pikiran bawah sadar masih sangat sedikit, dan ini adalah bagian dari ilmu psikologi" tuturnya kepada Radar Jogja ketika ditemui di stan ramal Jogja Food Festival 2008, Benteng Vredeburg, kemarin.

Hisyam menjelaskan, setiap kartu yang diambil oleh seseorang bisa bercerita. ''Ketika orang memilih sebuah kartu, dia sadar tetapi tidak tahu kenapa memilih kartu yang itu, bukan yang lain. Inilah yang disebut pikiran bawah sadarnya yang kita sebut intuisi," katanya.

Dari beberapa kartu yang diambil itu, lanjutnya, bisa dibaca keadaan yang sedang terjadi dengan orang tersebut melalui gambar-gambar yang ditunjukkan kartu. ''Gambaran keadaan seseorang bisa terbaca ketika satu kartu bertemu dengan kartu.

Jika sudah begitu, pembaca kartu Tarot bisa melihat dan menerjemahkan suasana hati orang yang mengambil kartu tersebut. Dengan begitu, pekerjaan sebagai konsultan psikolog yang ditekuninya sejak tahun 1987 sangat terbantu oleh keahliannya membaca kartu Tarot. "Pasien yang tidak mau bicara mengenai masalahnya bisa saya ketahui setelah ia mengambil kartu Tarot dengan pikiran bawah sadarnya," papar direktur Jasa Psikologi Indonesia (JASPI) ini.

Hisyam mempelajari Tarot dari tahun 1987 di Kuala Lumpur saat dirinya belajar ilmu psikologi di Unive
rsitas Islam Internasional Malaysia. Ia menegaskan ilmu membaca Tarot merupakan bagian dari ilmu psikologi. ''Kita tidak membaca apa yang akan terjadi, melainkan membaca gambaran yang sedang terjadi. Jadi kita tidak melampaui takdir Tuhan," ungkap lelaki yang telah mendapat penghargaan MURI tahun 2007 dengan bermain Tarot terlama selama 12 jam 15 menit itu.

Mengenai anggapan sebagian orang yang menyebutkan bahwa Tarot dinilai sebagai perbuatan musrik, Hisyam menyerahkan sepenuhnya opini tersebut kepada masing-masing individu. ''Masalah keyakinan itu sangat personal. Jadi ya terserah mereka mau menganggap bagaimana, yang jelas kita tidak mendahului takdir," jelasnya.

Bagi Hisyam dan teman-temannya sesama pembaca Tarot, Tarot adalah secercah harapan. Bangsa Mesir menyebutnya sebagai jalan hidup bangsawan, bahasa Sanskrit menyebutnya roda hidup, bahasa Arab menyebutnya sebagai Turuq atau empat jalan, sedangkan dalam Islam lebih
dikenal dengan tarekat.

Maka tak heran jika dalam salah satu ujian akhir seorang penganut suatu paguyuban tarekat Islam menggunakan pengetahuan Tarot sebagai batu uji pendalaman tingkat karomahnya (tingkat pencerahnya).

Menurut Hisyam, Tarot sebagai alat mediator mampu mengungkap secercah rahasia di luar ruang dan waktu.. "Seni Tarot seperti menggunakan kunci untuk membuka pintu suasana hati dan tidak
menggunakan unsur kegaiban," katanya.

Tarot, lanjut dia, adalah suatu bentuk konseling, bukan tindakan. Dikatakan, tarot juga bukan sarana menolak atau memusuhi keadaan yang tidak disukai, melainkan dipandu untuk menciptakan keselarasan dengan kondisi apapun tanpa harus menipu diri sendiri. Tarot juga merupakan sarana pelatihan sekaligus pengawasan guna mewaspadai hidup agar tetap teguh dan berani menghadapinya.

Kartu tarot yang memiliki lebih dari 200 jenis dari berbagai negara ini juga bisa digunakan sebagai petunjuk seseorang dalam memilih sesuatu dalam segala aspek yang melingkupi kehidupannya. Membantu seseorang menentukan jalan karir, asmara, atau segala pilihan hidup lain sesuai p
otensi dan karakternya. "Itu bisa dilihat dari kartu yang diambilnya tadi."

Mengenai jenis Tarot, dari kualifikasinya terdapat tiga jenis. Untuk Tarot standar biasanya bergambar anatomi lengkap dengan alat-alat yang menyertainya. Misal gambar buah hati yang bisa langsung diketahui bahwa itu lambang cinta.

Sedangkan pada kualifikasi anvance, gambar yang ditampilkan berupa simbol-simbol dan hanya bisa dibaca oleh pembaca Tarot. Sedangkan tahap master, yang dibaca adalah aura. "Ini yang paling sulit karena sangat sedikit orang yang memiliki kemampuan membaca aura," tambah Hisyam.

Meski demikian, Hisyam menggunakan kemampuan membaca Tarot murni untuk membantu pasien-pasiennya yang membutuhkan solusi mengenai masalah yang dihadapi. "Tarot sangat membantu ilmu psikologi yang saya miliki. Dengan begitu, pekerjaan sebagai konsultan psikolog bisa dijalankan dengan lebih mendalam dan maksimal." ***



Tidak ada komentar:

Posting Komentar